Monday, August 31, 2015

SPECIAL STORY

WE GO TO INDIA
            “Hey coba lihat ini, kalian pasti tertarik” kata Andi sambil memberikan selembar kertas
            “Wow, kontes menari. Bisa grup bisa juga perseorangan” ujar Ali
            “Mana mana mana? Aku ingin lihat. Ini sangat menarik, dan audisinya akan diadakan minggu
              depan. Gawat!! Kita harus segera berlatih jika ingin ikut” kataku
            “Baiklah kalau begitu, Adam, Ali, Amar, dan juga kau Aurel. Siang ini kita berlatih dirumahku
              pokok nya harus, harus, dan harus. Setuju?” tanya Aldi
            Dan semua bersorak “SETUJU..”
            “Tapi kita harus mendaftar untuk audisi ini. Bailah aku akan mendaftarkan kita, dan kalian
              tunggu disini sebentar ya” menyuruh mereka dan aku pergi ke tempat pendaftaran.
Setelah perkuliahan selesai, kami langsung menuju ke rumah Aldi. Dan aku pun memberitahu mereka soal formuir pendaftaran yang tadi aku isi
            “Nama grup kita A4, dan aliran kita adalah Bollywood. Kalian setuju?”
            “Tentu saja, kita berlima kan sangat menggemari Bollywood” kata Aldi
Dan kami mulai memilih lagu untuk audisi nanti, dan kami pun memilih lagu Antenna dari film Always Kabhi-Kabhi, karena kami hanya diberi waktu 5 menit untuk menampilkan tarian kita dalam audisi ini.
Kami berlima berlatih sungguh sungguh. Dan supaya lebih mengesnkan para juri, kami pun melakukan Lip sync, supaya seperti kita yang menyanyinya. Tarian kami, kami buat sendiri dan tidak meniru tarian aslinya. Dalam tarian ini kami memiliki 7 gerakan, hari ini kami latihan tanpa musik dulu, karena kami harus fokus menghafalkan gerakannya.
Hari kedua dan ketiga juga sama, kami menghafal gerakannya sampai kami hafal betul, dan hari keempat kami mulai latihan dengan menggunakan lagunya.
Kami tidak hanya latihan di rumah Aldi saja, kami juga latihan masing-masing dirumah. Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa besok kita akan mengikuti audisi itu, dan kami pun membicarakan tentang kostum saat di kampus
            “Bagaimana dengan kostumnya?” tanyaku cemas
            “Buat yang sederhana saja” jawab Ali
            “Benar, menurutku kita memakai kaos warna putih, celana jeans dan jaket yang di ikatkan di
              bagian pinggang. Bagaimana?”
            Dan lagi-lai kami berteriak “SETUJU”
Sekarang waktunya audisi, audisi di adakan di dekat kampus kami. Dan kami mendapat nomor peserta ke 12, wow.... semoga ini angka keberuntungan kami.
Dan tibalah saat kami untuk menunjukkan kebolehan kami, kami pun menari dan terlihat seperti kami sedang menyanyi sungguhan. Astaga itu sunggu keren sekali.
Sapne hamare hai tho chasma tumhara kyun lagaye
Safar hamara hai tho rasta bhi hoga na hamara
Chalne kaho tho chale rookney ko bolo rook jaaye
Aapke remote pe hume nahin chalna gawara
Baatein karo na hamari kabhi tum jo kaho woh duhraye
Rahe dil mein chhupate yunhi always dard hamara
Chaahe jo bhi kahe kabhi tum problem samajh na paye
Kabhi bhule se bhi signal pakad na paaye tu hamara
Antenna nahin karta match antenna
Antenna nahin karta catch antenna)
Semua juri pun terpaku melihat penampilan kami, dan tidak ada satu juripun yang berbicara disini. Tapi setelah berlama-lama ruangan ini hening, ketiga juri pun bertepuk tangan untuk kami, dan mereka bilang “SEMPURNA, kalian lolos” wow hebat sekali. Kami pun menerima BLUE TICKET, dengan bangga kami pun membawa tikt itu kerumah Aldi.
            “Aurel, kau pegang saja tiket ini. Kalau kami yang pegang nanti kami takut tiketnya hilang”
            “Oke. Dengar, di kontes ini ada tiga babak. Itu berarti kita harus menampilkan tiga tarian
              dan tiga lagu yang berbeda. Dan lagu apa yang kalian usulkan?”
            “Untuk kontes babak pertama lagunya dicampur saja, bagaimana?” usul Ali
            “Ide bagus, kita punya waktu 8 meit untuk menari nanti, jadi apa saja lagunya?” tanyaku
            “Dhoom 2 dan Dhoom 3, kita coba edit lagunya” kata Amar
            Amar dan aku pun mencoba mengedit lagunya, dan ternyata hasilnya TOP BGT. Durasinya hanya 5 menit 10 detik. Setelah mengedit lagu, kami membuat gerakan lagi dan kami hanya diberi waktu 10 hari. Jadi, 3 babak ini diadakan 10 hari sekali. Dan target kami adalah, dalam waktu seminggu kami harus hafal semua gerakan, dan lagunya yaa meskipun hanya Lip sync. Dan kami mempunya sisa waktu 3 hari untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah kami.
            Inilah babak pertama, dari 38 peserta yang terpilih hanya 10 peserta termasuk kami. Dan pada babak pertama ini, kami tampil yang pertama sebagai pembuka acaranya, dan inilah waktunya kami beraksi
Dhoom again and run away with me on a roller coaster ride
Dhoom again and see your wildest dreams slowly come alive
Dhoom again we gotta break the rules and party all the time
Dhoom again we gotta steal the show you know that ain't no crime
Dhoom nashaa hai
Dhoom junoon hai
Dhoom hai hulchul
Dhoom sukoon hai
Aaj tu sab kuchh bula ke jhoooom
Dhoom Machale
Once more come on you people
Dhoom machale Dhoom machale
Dhoom machale Dhoom machale
Dhoom machale Dhoom machale

We rock it, we roll it So come on you people
Dhoom Machale
Bagaimana? Keren bukan? Semoga para juri menyukainya. Dan keempat juri pun memuji kami berlima dan kalian tau apa yang mereka katakan?
“Keren, kreatif. Kalian adalah satu-satunya grup yang beraliran Bollywood dan memakai Lip sync segala. Benar-benar kalian ini, dan saya akan memberika WHITE TICKET untuk masuk dibabak kedua”.
Kami pun bersorak gembira dan sanggat gembira. Dan kami merencanakan lagu dan gerakan untuk babak ke 2. Dan kami pun mendapatkannya, kami mencampurkan 3 lagu disini. Lagu Ishq Shava, Sheila Ki Jawani dan Maahive. Setelah mengedit lagunya, kami membuat gerakan dan membicarakan tentang kostumnya.
            “Bagaimana soal kostumnya?” tanya Aldi
            “Buat yang simpel saja” kata ku
            “Jangan terlalu simpel, biar tidak membosankan” saran Amar
Setelah menentukan kostumnya, kami pun mulai berlatih sungguh-sungguh.
            Ini sudah hari ke 7 kami latihan untuk babak ke 2 ini. Dan hari ini rencananya setelah selesai kuliah, kami akan membeli kostum di salah satu super market yang berada di dekat kampus. Saat kami sedang berbelanja tiba-tiba.. Ada yang mendorong Amar dari belakang saat kami berjalan, dan ternyata itu adalah peserta kontes menari juga. Emosi amar lngsung meledak..
            “Hey kau ini apa-apaan? Kau sengaja ya?” kata Amar yang sedang emosi
            “Apa kalian tidak sadar? Tarian dari grup kalian itu sangat jelek dan juri hanya kasihan pada
              kalian” kata nya
            “Kurang ajar, aku tau kau sirik pada kami. Itu jelas terlihat”
            Ali, Aldi, dan Adam mencoba melerai mereka. Dan di akhir perkelahian, dia mengancam kami
            “Aku akan membuat kalian kalah di babak kedua nanti”
Keren bukan ancaman bodohnya itu, dasar anak laki-laki tidak tau malu. Dia kan selalu mendapat komentar yang buruk dari para juri, dasar aneh.
            Hari ini babak ke 2 akan diselenggarakan, tersisa 5 peserta lagi. Dan hari ini akan ada 3 peserta yang di eliminasi, semoga saja bukan kami A4. Kami menampilkan sebaik mungkin tarian yang sudah susah payah kami buat. Dan seperti biasa, hasilnya sangat memuaskan, kami tidak menyangka kalau para penonton membuat poster kami, dan sangat banyak sekali pendukung kami. Dan kami terus menari untuk para penggemar kami, yaa penggemar..
Seperti biasa, juri memuji tarian kami, tapi mereka mengkritik kostum kami, mereka bilang “kostum kalian sangat berlebihan. Kalian tidak seperti biasanya. Ini kostum yang payah”
Ya Tuhan, aku mohon selamatkan kami. Semoga kami mendapat GOLDEN TICKET untuk masuk di babak ke 3. Amin..
Dan ternyata Tuhan mengabulkan do’a kami, kami lolos, dan akan bertemu dengan para penggemar kami di babak ke 3. Hanya tinggal 2 peserta lagi, A4 dan Dicky, ya anak laki-laki yang mendorong Amar itu bernama Dicky. Wajahnya yang mengumbar kebencian sangat terlihat jelas, entah kenapa dia sangat membenci A4. Padahal kami tidak sling kenal dengannya, tapi kenapa dia begitu kasar pada kami, memang salah kami apa pada nya? Dasar orang aneh.
            “Dengar, ini lagu yang sangat spesial untuk mengalahkan dia” kata Amar dengan antusias
            “Lagu apa?” kataku
            “India Waale”           
            “Apa? Hanya satu lagu” tanyaku
            “Dia akan mengerti tentang lagu ini, pasti dia akan tersindir” jawab Amar
            “Baiklah, terserah kau saja. Ayo kita latihan” kata Adam
Ini hari terakhir kontes menari ini, dan tidak ada yang tau siapa yang akan keluar menjadi pemenangnya. Semoga saja A4 keluar menjadi juara bukan menjadi yang kalah. Hari ini sepertinya spesial sekali ya, panggung di hias sangat indah. Dan properti yang akan kami gunakan pun di hias dengan sangat cantik.
Di depan panggung sudah ada trophy besar yang akan menjadi milik kami, kami berusaha menampilkan yang terbaik, dan inilah saatnya
Kehte Hain Humko Pyaar Se Indiawaale
Chhu Lete Dil Ke Taar Se Indiawaale
Har Jeet Cheen Le Haar Se Indiawaale
Dushman Ke Chakke Chhuda De Hum India waale
Ini lah kemenangan kami, yeah kita berpesta untuk kemenangan kami. Dan saatnya juri mengumumkan pemenangnya “dan yang keluar sebagai pemenang adalah.....A4”
Kami pun bersorak “Hum India Waale” yuhuuu..
Salah satu juri memberika trophy itu padaku dan juri yang satu lahi memberikan kami sebuah tiket untuk berlibur ke India selama 5 hari.. OMG benar-benar hari yang baik.
“kalian selalu membawakan tarian yang bagus dan di iringi lagu-lagu Inida, sebagai hadiah tambahannya, kalian akan liburan di India selama 5 hari”
            “Ali, Adam,Ali, Amar, kalian sudah siapkan? Pesawat kita akan berangkat dua jam lagi”
            “Ayo kita berangkat teman” kata Adam
            “Oke....” semua berteriak
INDIA KAMI DATANG!!!!!!!!!!!
           







Friday, August 28, 2015

Life Story

CERITA AMIR & AMAR

            Dulu aku adalah putra dari seorang pemilik Bank ternama di Mumbai, aku Amir Malik. Ini adalah kisahku.
Aku dilahirkan dikeluarga yang kaya raya, ayahku bernama Reihan Malik, beliau adalah pemilik Reihan Bank yang ada di Mumbai, ibuku Neha Jain beliau pemilik studio Malik Production. Dan aku mempunyai adik yang bernama Amar Malik, usianya beda 1 tahun denganku. Kehidupan kami sangat bahagia sebelum tuan Mukesh mengambil semua nya dariku dan Amar.
Tuan Mukesh adalah sahabat ayah, tapi dia berhianat kepada ayahku. Dia merampas semua yang ayah punya, bahkan dia mengambil nyawa ayah. Mereka terlibat perkelahian besar, dan malam itu juga tuan Mukesh membunuh ayah, tuan Mukesh menembaknya setelah itu dia mengambil semua dokumen berharga di kantor ayah. Dia bilang, dia akan menganti nama kepemilikan Reihan Bank dan Reihan Bank telah menjadi miliknya.
            Aku kira sudah cukup dia membunuh ayah dan mengambil semua milik ayahku, dan yang kami punya hanya studio Malik Production. Ibu menjaga baik-baik studio itu supaya tuan Mukesh tidak merebutnya, tapi usaha ibu sia-sia. Tuan Mukesh datang ke studio Malik production dan menyuruh ibu untuk menjual studio itu padanya, tapi ibu tidak mau. Tuan Mukesh memaksa dan terus memaksa, sampai-sampai tuan Mukesh mengancam akan menculik aku dan Amar. Ibu sangat takut dengan ancaman itu,ibu lalu menjual studio itu pada tuan Mukesh, dalam perjalanan pulang dengan membawa uang cash dari tuan Mukesh, ibu mengalami kecelakan dan harus segera dilarikan kerumah sakit. Saat itu usiaku 14 tahun dan Amar 13 tahun, kami berdua mendapat kabar kalau ibu kecelakaan, dan kami berdua segera pergi kerumah sakit.
Saat kami bertemu dengan ibu, kondisi ibu sangat keritis. Dan aku masih ingat apa yang ibu katakan untuk kami sebelum ibu pergi meninggalkan kami berdua.
            “Amir, Amar ibu sanagat menyayangi kalian berdua. Ibu tidak mau kalau tuan Mukesh sampai
              menyakiti kalian seperti dia menyakiti ibu dan ayah nak. Ibu hanya minta, kalian harus men-
              inggalkan rumah. Pergilah sejauh mungkin, jangan pernah kembali ke Mumbai. Karena
              Mumbai bukanlah tempat yang aman bagi kalian. Di kamar ayah dan ibu ada sebuah
              berangkas, sandinya adalah tanggal lahir Amir. Bawa semua uang dan emas yang ada lalu
              pergi dari sini. Selamatkan diri kalian, ibu sangat menyayangi kalian berdua”
Setelah pemakaman ibu, kami langsung mencari berangkas itu dan mengambil semua emas dan uang yang ada didalamnya. Kami berdua pergi meninggalkan rumah kami, mobil kami, bahkan pendidikan kami. Kami pergi sejauh mungkin dari Mumbai. Kami pergi ke London, dengan uang dan emas yang kami punya, kami memulai hidup baru berdua, ya hanya aku dan Amar, tanpa ayah dan tanpa ibu. Kami berdua sudah mulai tumbuh menjadi pria dewasa, saat usiaku 19 tahun dan Amar 18 tahun kami berdua mulai mencari kerja, karena uang yang kami bawa dari Mumbai sudah hampir menipis. Kami berdua mendapat pekerjaan di tempat yang berbeda, aku mendapat pekerjaan sebagai pelayan restoran dan Amar bekerja sebagai office boy di salah satu stasiun tv ternama di London.
Setiap hari, kami berdua selalu bercerita tentang pekerjaan kami.
            “Hari ini aku sangat beruntung” kataku kepada Amar
            “Kenapa?” tanya Amar dengan rasa penasarannya
            “Aku dapat bonus dari bos, katanya kerjaku sangat bagus”
            “Wow, selamat ya. Hmm, kapan ya aku dapat bonus?” gumam Amar
            “Bersabarlah, bekerjalah lebih giat. Pasti kau juga akan dapat bonus. Eh tapi bukannya kau
              selalu mendapat bonus setip harinya ya?” tanyaku sambil menyindirnya
            “Bonus apa maksudmu Amir?”
            “Kau kan selalu melihat para aktor dan aktris, apa itu bukan bonus?” jawabku
            “Dengar, aku tidak terlalu menyukai artis Hollywood. Jadi ya... biasa saja”
            “Ah kau ini, tapi jika melihat gadis cantik pasti kau suka kan? Ayo mengaku”
            “Kau ini, diamlah hahhaa” kata Amar sambil mencubitku
Hari ini,sudah genap 5 tahun aku dan Amar tinggal di London, tinggal di rumah yang kami beli dengan uang yang mendiang ibu berikan. Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Kami melalui semua hari tanpa ada pelukan dari ayah dan ibu, tanpa ada canda dan tawa mereka, tanpa ada bimbingan mereka. Tapi aku akan buktikan kalau kami berdua bisa melewati semua ini. Aku sangat rindu sekali pada ayah dan ibu, sejak ayah dan ibu dimakamkan kami berdua belum berkunjung lagi ke makam mereka.
Saat aku dan Amar sudah pulang dari tempat kerja, aku mulai bicarakan tentang apa yang sedang aku pikirkan.
            “Amar, apa kau rindu pada ayah dan ibu?”
            Suasana lalu menjadi hening, seperti waktu berhenti disekitar kami
            “Aku sangat merindukan mereka. Kenapa”
            “Aku ingin mengunjungi makam mereka. Kau mau ikut?” tanyaku
            “Apa? Apa kau sudah lupa amanat dari mendiang ibu?”
            “Aku ingat, tapi apa kau tidak mau mengunjungi makamnya walau hanya sekali?”
            “Ya sebenarnya aku ingin. Bagaimana jika tuan Mukesh mengetahui keberadaan kami?”
            “Ini sudah 5 tahun berlalu, kita sudah tumbuh dewasa, wajah kita sudah mengalami
              perubahan. Dia tidak akan mengenali kami Amar”
            “Hmm kau benar juga. Kapan kita akan kesana?”
            “Minggu depan kita berangkat”
            “Oke bos...” kata Amar sambil mengacungkan jempol.
Saat yang ditunggu sudah tiba, aku dan Amar berangkat ke Mumbai. Tapi selama diperjalanan, Amar tidak mengatakan apa pun. Aku tau dia sedang memikirkan sesuatu, tapi aku tidak berani bertanya padanya.
Sampailah kita di Mumbai, tadinya aku hanya akan menginap di hotel karena aku hanya diberi cuti selama 3 hari dan aku harus kembali berkerja. Tapi Amar menyuruhku menyewa rumah,
            “Kita akan tinggal di Mumbai selamanya Amir, untuk sementara kita sewa rumah dulu saja”
            “Apa maksudmu Amar? Bagaimana dengan pekerjaan kita di London?”
            “Lupakan London, karena kita akan balas dendam kepada Mukesh”
            Aku tercengang saat mendengar itu, apa aku bermimpi?
            “Kau serius Amar? Bagaimana caranya?”
            “Aku sudah memikirkan semua itu, tenang saja. Besok ada casting di studio Malik production
              kita harus kesana. Kita harus ikut casting”
Keesokan harinya, tepat jam 8 pagi kami pergi ke makam ayah dan ibu, setelah itu kami pergi ke studio Malik production. Kami mengikuti casting, dan akhirnya kami mendapat peran kecil dalam sebuah film yang berjudul OH MY GOD! Yang di produseri oleh tuan Mukesh.
Minggu depan kami melakukan syuting di lapangan, kami sangat menikmati peran kami. Hingga akhirnya, aku melihatnya datang dilokasi syuting, ya.. dia, dia yang membunuh ayahku, tuan Mukesh.
Selesai syuting, kami mengambil bayaran kami dan ternyata lumayan juga, kami mendapatkan bayaran sebesar 50 Rupee sekali syuting, dan ternyata Mukesh menyukai acting kami, dan dia ingin memakai kami di sinetron kejar tayangnya.
Ini adalah kesempatan kami untuk menghancurkan Mukesh.
Sekarang kami sedang syuting episode yang ke 100 di lokasi, dan Mukesh sedang merayakannya bersama dengan yang lainnya. Ini adalah kesempatanku untuk mendapatkan semua dokumen-dokumen Reihan Bank, aku dan Amar menyusup ke ruangan Mukesh dan kami menemukan berangkas besar, berangkas yang digunakan ibu untuk menyimpan kontrak-kontaknya. Aku tau sandinya jika Mukesh belum merubahnya, yaitu tanggal lahirku 231296. Aku mencobanya, dan ternyata berhasil. Dan dugaan Amar benar, kalau dokumen-dokumen penting dari Reihan Bank disimpan disini. Aku segera memasukan dokumen itu ke tasku, tapi
            “Astaga, CCTVnya” ujar Amar
Aku langsung mematikan CCTVnya dengan cara memutuskan semua kabelnya. Setelah kami mendapatkan semua nya, kami kembali ke pesta perayaan syuting episode ke 100 itu. Kami pulang larut malam, dan setelah sampai dirumah kami melihat-lihat dokumennya. Dan benar saja, Mukesh berbohong pada kami, Reihan Bank masih milik ayah. Dia tidak akan bisa membalik namakan Reihan Bank atas namanya karena tidak ada tanda tangan persetujuan dari ayah, maka dari itu dia menyimpan semua dokumen nya di studio supaya orang bank tidak mengetahuinya.Kami sengaja membuka rekening baru di Reihan Bank, dan ternyata karyawannya masih sama, meskipun semua Tellernya sudah di ganti, tapi aku masih ingat beberapa karyawan yang setia kepada ayah. Aku ingat satu nama, dia juga sahabat ayah yaitu paman Kris. Aku dan Amar meminta untuk bertemu dengan beliau, dan ternyata beliau masih mengenali kami berdua.
            “Amir, Amar? Apa ini benar-benar kalian?”
            “Iya paman, ini kami” kata Amar”
            Paman Kris langsung memeluk kami sambil menangis
            “Kemana saja kalian, aku kira kalian sudah mati dibunuh oleh Mukesh”
            Aku menceritakan semuanya kepada paman, dan aku juga menceritakan rencana kami untuk
            balas dendam terhadap Mukesh. Dan paman Kris siap untuk membantu kami.
Aku, Amar dan paman Kris menuju ke ruang kontrol. Kami melihat rekaman saat ayah dibunuh oleh Mukesh. Dan akhirnya kami mendapatkan itu, aku segera mengcopy rekaman itu ke flasdisk milikku dan segera keluar dari ruangan itu.
Lalu kami memutuskan untuk pulang kerumah. Aku dan Amar mengumpulkan semua bukti itu untuk diserahkan kepada polisi.
Keesokan harinya, kami kembali ke lokasi syuting. Dan kami tidak menyangka keadaannya akan seperti ini. Mukesh marah besar karena semua dokumen Reihan Bank hilang, sampai-sampai syuting pun tidak jadi dilakukan. Aku tau Mukesh sangat bingung, karena dia tidak berani melaporkannya ke polisi.
Aku dan Amar segera ke kantor polisi, kami pun di introgasi dengan beberapa pertanyaan. Polisi pun meminta izin untuk menggali kuburan ayah, karena mayatnya harus di otopsi.
Setelah semua nya selesai dan semua bukti mengarah kepada Mukesh, polisi mengepung studio Malik production. Dan Mukesh akhirnya di tangkap.
Yang paling penting sekarang Raihan Bank sudah kembali ke tangan kami, dan Mukesh sudah mendapatkan hukuman nya.
Kami kembali kerumah kami, dan kami meneruskan pekerjaan ayah di Reihan Bank..