Wednesday, May 20, 2015

HBD JANETTE RAMONA PUTRI RAYA



HAPPY BIRTHDAY JANETTE RAMONA PUTRI RAYA (JANE)
Jane terlahir dari pasangan Yaya Sunarya dan Dhora Ferrysa yang lahir pada tanggal 21 Mei 2012 pukul 09:45 dirumah sakit BAYU ASIH.
Jane tumbuh di lingkungan yang dipenuhi dengan kasih sayang, cinta, dan etika. Dia tinggal bersama, ayah, ibu, nenek, buyut, dan tante nya yang sangat menyayanginya. Banyak cerita tiada habisnya tentang Jane, gadis kecil yang memikat semua orang yang berada disekitarnya dengan senyumnya, banyak orang yang bilang kalau senyum Jane menyimpan magis, karena mampu menyihir setiap orang yang melihat senyumnya.
          Sekarang ia telah tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik, lucu dan manis. Saat ini 21 Mei 2015, usia nya genap 3 tahun, tak terasa waktu cepat berlalu selama 3 tahun hidup Jane dipenuhi berbagai cerita, Jane tumbuh dengan sangat baik sama seperti teman-temannya.
Seiring perkembangannya, Jane pun mulai mengenal dunia luar, dia mempunyai banyak teman yang menemani hari-harinya bermain, dan tak lupa bantal bututnya yang selalu Jane bawa kemana pun Jane pergi.
Dari hatiku yang paling dalam, aku ingin mengucapkan “selamat ulang tahun keponakanku yang cantik, semoga kau selalu mendapat kebahagian dan apa yang menjadi keinginanmu terwujud” Amin

Tuesday, May 19, 2015

Queen



DENDAM DAN AMARAH SANG PUTRI

Dendam telah membutakan mata hatiku
Aku membenci setiap orang yang mendekatinya
Aku membenci semua orang yang berada dipihaknya
Hati kecilku tidak menginginkan dia bahagia
Hati kecilku dipenuhi oleh dendam dan amarah
Rasa benci itu semakin memuncak
Perbuatanku semakin menjadi-jadi
Aku menyerangnya dari sisi lain
Melalui para Ratu, aku lampiaskan semuanya
Lalu aku mendapat masalah dari orang-orang disekitarku
Tapi Ibu Suri selalu ada dipihakku
sehingga aku terbebas dari semua nya
Tapi aku akan terus membuatnya menderita
Selama aku masih hidup, selama itu juga dia harus menderita
Karena aku tidak mengijinkan dia merdeka sedikitpun

Monday, May 18, 2015

JUWITA QUEEN

PUTRI


Seorang putri yang terlahir untuk dinasti ini
Seorang putri yang terlahir sebagai penerus dinasti ini
Seorang putri yang bersaing dengan putri lainnya dalam dinasti ini
Seorang putri yang mengalami seribu siksaan setiap harinya
Semua orang membencinya
Mereka tidak tau, berapa kali aku hampir mati
Tapi Tuhan selalu menyelamatkanku dari kematian
Tuhan memihak kepadaku
Karena aku tau,
Tuhan menakdirkanku sebagai satu-satunya putri
yang menjadi kebanggan dinasti ini

Cerpen

MUZIZAT ITU NYATA

         

Sejak aku lahir, aku sudah sering sakit-sakitan. Dari mulai sakit liver, jantung, dan masalah di bagian pencernaan. Saat itu lahir dengan berat badan 11 0ns, dan panjang 37cm . Kelahiranku dibantu oleh dokter Purnomo.
Aku lahir dismatur (kelebihan umur). Dari lahir sampai umurku 7 bulan, aku dirawat dirumah sakit Panti Rapih Yogyakarta, aku tidak bisa pulang kerumah dulu karena kondisiku yang belum membaik. Selama 7 bulan didalam inkubator, setiap hari mama memberikanku ASI melalui selang yang dipasangkan dibadanku.
Mama selalu setia merawatku, menungguku di rumah sakit. Terkadang kakek, bude, dan om ku juga ikut menjagaku dirumah sakit.
Setiap hari mama berdoa untuk kesembuhanku, mama tidak pernah berhenti meminta kesembuhanku.
Pihak rumah sakit pun berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk kesembuhanku.
Sampai-sampai mamaku meminta kepada rumah sakit untuk segera mengambil tindakkan untuk segera menanganiku.
“Dokter, saya minta sembuhkan anak saya. Kenapa dokter tidak segera mangambil tindakan?”
“Maaf bu, kami bisa mengambil tindakkan jika kondisi anak ibu sudah memungkinkan”
“Dokter, saya bisa bayar berapa pun untuk kesembuhan anak saya, tapi saya mohon dok, lakukan yang terbaik untuk anak saya”
“Iya ibu, saya tau. Tapi untuk hal ini, saya ingin ibu mengerti keadaannya”
Mama hanya bisa menangis sambil melihatku yang terbaring dengan beberapa selang yang terpasang ditubuh mungilku.
Mama tidak pernah menghubungi papa, bahkan papa sudah meninggalkan mama saat mama sedang mengandungku.
Aku bisa mengerti bagaimana perasaan mama saat itu, yang seharusnya seorang suami berada disamping istri nya saat istrinya melahirkan. Tapi papa malah tidak ada. Bahkan papa pun tidak tau ketika mama melahirkanku.
Seharusnya ketika aku lahir, papa mengadzaniku, tapi papa malah tidak berada disampingku saat aku lahir. Hanya kakek yang mendampingi mama diruang bersalin.
Kakek juga yang mengadzaniku, dan tentu saja kakek dari mamaku.
Aku tidak pernah melihat kakek dan nenek dari papaku, bahkan mendengar suaranya saja aku tidak pernah, sampai saat ini.
          Semua keluargaku sangat menyayangiku, sehingga mereka pun memberikan nama yang indah dan cantik untukku, nama yang penuh arti, Jelita Desi Natalia. Ya, itu lah namaku. Jelita artinya gadis yang cantik, Desi artinya Desember karena aku lahir bulan Desember, dan Natalia artinya Natal karena tanggal kelahiranku sama dengan hari natal.
Betapa mereka sangat menyayangiku dengan tulus, aku tidak pernah kehausan akan cinta dari keluargaku, termasuk mama dan kakakku. Karena keluarga kecil yang aku punya hanya mama dan kakakku.
Saat malam hari ketika semua orang akan tidur, dokter mengetuk pintu kamar tempat aku dirawat.
“Maaf bu malam-malam begini saya mengganggu. Tapi ada hal penting yang ingin saya sampaikan tentang anak ibu”
“Kenapa dok? Anak saya sudah sembuh? Apa sudah bisa dilakukan tindakan?” tanya mama dengan rasa penasaran.
“Maaf ibu, tapi bukan itu yang ingin saya sampaikan. Sebelumnya, saya dan dari pihak rumah sakit mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sudah melakukan yang terbaik untuk anak ibu. Tapi anak ibu tetap saja tidak ada perkembangan. Jadi kami memutuskan untuk mengembalikan anak ibu untuk dirawat dirumah saja”
“Apa dokter? Tapi kenapa? Saya yakin anak saya bisa sembuh jika dirawat disini dok”
“Maaf bu, pihak rumah sakit termasuk saya sudah tidak sanggup menangani anak ibu. Dan besok siang, anak ibu sudah boleh pulang”.
Betapa sedihnya mama saat mendengar semua itu dari dokter. Mama tidak bisa tidur semalaman, mama hanya menangis dan menangis. Tapi disela-sela mama menangis, ada orang yang mengetuk pintu kamar dan mama segera membukakannya.
Mama sangat terkejut karena yang datang adalah leluhurku, beliau mendatangi mama untuk memberi tau obat untuk kesembuhanku. Mereka berbicara dalam bahasa jawa. Tapi aku akan tuliskan artinya.
“Nak, jangan susah jangan sedih. Setelah sholat subuh nanti, kamu harus cari biji kemangi sama gula aren. Lalu seduh dengan air hangat, minumkan itu setiap pagi dan sore kepada Jelita, insyaAllah Jelita akan segera sembuh”
“Iya mbah, saya pasti akan lakukan, apapun demi kesembuhan anak saya”, kata mama sambil menunduk memberi hormat pada beliau.
Dan ketika mama melihat kedepan, beliau sudah tidak ada.
“Mbah, mbah dimana?”
Mama mencoba mencari beliau tapi sudah tidak ada. Dan mama langsung menelefon bibinya untuk mencarikan biji kemangi dan gula aren untukku nanti pagi.
Keesokan harinya, bibi dari mamaku datag membawakan semuanya, dan mamaku langsung menyeduhnya dan meminumkannya padaku. Tak lama setelah itu, dokter dan suster datang untuk memeriksaku. Dan Subhanallah, doktek bilang aku sudah sembuh.
“Ibu, ini benar-benar muzizat. Semuanya sudah normal, seperti bayi yang baru lahir dengan normal. Tapi saya minta ibu jangan membawa anak ibu pulang dulu, karena kami harus memantau perkembangannya. Ini sangat luar biasa bu”
“Baik, kalau begitu”.
Hari pertama aku meminum ramuan itu, sudah ada perubahan. Dan semakin hari semakin membaik. Ini semua berkat Tuhan.
Sampai akhirnya dokter mengizinkan aku pulang. Betapa bahagianya mama dan kakakku ketika membawa ku pulang. Dan ternyata dirumah sudah ada acara pengajian untukku. Ternyata bude, pakde, dan kakekku sudah menyiapkan acaranya.
Aku sangat berterimakasih kepada keluargaku yang sangat menyayangiku..




JUWITA DESI DWI RAHAYU HERRY SAPUTRI

Cerpen

JODHA SAYANG PADAKU

Aku sangat membencinya, aku tidak pernah menyukainya sedikit pun.
Karena semenjak dia lahir, dia ambil semuanya dariku. Papa,mama, kakek, dan nenek. Seluruh perhatian semua orang terpusat pada Jodha, ya Jodha adalah adikku, umurnya beda 3 tahun denganku. Sekarang umurku 19tahun dan Jodha 16 tahun.
Apa karena dia anak terakhir, jadi dia selalu dimanja oleh semua orang?  Setiap perkataannya selalu didengarkan oleh papa, mama, kakek, dan nenek. Sedangkan aku, baru saja mulai bicara mereka tidak mau mendengarkannya, banyak sekali alasan mereka untuk tidak mendengarkanaku.
Jodha selalu dimanjakan oleh papa dan mama, semua yang menjadi keinginan Jodha selalu dipenuhi, ya meskipun dia tidak terlalu banyak meminta, tapi setidaknya papa dan mama tidak pernah menolak untuk memberikan apa yang Jodha mau.
          Oh sial, pagi ini aku bangun terlalu siang. Aku ada ulangan jam 8, bagaimana aku bisa ke kampus dengan cepat. Yang lebih membuatku kesal adalah papa dan Jodha sudah berangkat lebih awal, tanpa mereka mengajakku atau membangunkan aku. Aku sungguh muak dengan hari ini. Dikampus aku memang terkenal sebagai orang yang santai, ramah, baik, dan pintar. Tapi ketika dirumah, semua itu berubah. Aku dikenal sebagai anak yang pendiam, selalu mengurung diri dikamar, dan selalu marah-marah. Tapi terserah apa tanggapan mereka tentang diriku.
Hari ini sungguh melelahkan dan membuatku stres, aku coba menenagkan diri dikamar dengan menonton film di laptopku. Tiba-tiba Jodha datang ke kamarku, entah apa yang ingin dia lakukan.
“Selamat sore ka, lagi apa nih?”, tanya Jodha sambil menghampiriku.
“Kamu lihatnya aku lagi apa? Ada apa kamu kesini?”, tanyaku sinis.
“Aku cuma mau berduaan sama kakak, boleh kan? Malem ini, aku boleh enggak tidur sama kakak?”
“Oh, gak boleh. Kamu kan punya kamar sendiri, tidur aja dikamar kamu. Kecuali kalau kamar kamu ada masalah baru kamu b oleh tidur disini”
“Iya kak, kamarku ada masalah. Kamarku bocor, besok papa mau panggil tukang untuk benerin atapnya. Jadi malem ini bolehkan aku tidur sama kakak?”
“Ya ya ya... Terserah”
“Horee, aku tidur sama kakak.. Yuuhuuu”, teriaknya gembira.
Semalaman aku akan tidur bersamanya, oh Tuhan semoga penderitaanku ini segera berakhir.
Dengan senangnya Jodha masuk ke kamarku dengan membawa tas sekolahnya, laptop dan boneka kesayangannya. Jujur saja, aku sangat tidak suka dengan boneka nya Jodha.
Selama dia berada dikamarku, dia sibuk dengan PR nya. Ya itu lebih baik, daripada semalaman dia menggangguku. Tepat jam 8 kami pun turun kebawah untuk makan malam.
Sekarang aku terpaksa harus berbicara dengan Jodha, karena aku disuruh nenek untuk memanggilnya kebawah untuk makan malam.
Saat makan malam sudah selesai, aku mendengar pembicaraan antara papa dan Jodha. Aku jadi penasaran apa yang sedang mereka bicarakan.
“Kamu sekarang tidur dikamar kakakmu? Kenapa?”, tanya papa.
“Aku bilang ke kakak kalu kamarku bocor, jadi aku menumpang dikamarnya untuk sementara. Aku bilang kalau besok papa mau panggilin tukang buat benerin atapnya”
“Emang kamar kamu bocor?”, tanya papa, sepertinya papa  belum tau.
“Enggak sih, itu cuma alasan biar aku bisa tidur berdua sama kakak. Papa tau kan selama ini aku gak pernah tidur sekamar sama kakak?”, kata Jodha.
“Kamu ini bisa aja”.
Ternyata dia bohong, tapi mau bagaimana lagi. Dia sudah terlanjur memindahkan barang-barang keperluan sekolahnya ke kamarku. Untuk malam ini aku bisa memakluminya, tapi lihat saja nanti jika dia membohongiku lagi.
          Jodha membangunkanku pagi-pagi sekali, tapi biarlah jika dia tidak membangunkan aku pasti aku akan terlamabat lagi seperti kemarin, dan hampir saja tidak boleh ikut ujian.
Setelah mandi dan sarapan aku, papa, dan Jodha berangkat. Jodha masih kelas 2 SMA, dan papa bekerja sebagai dosen disalah satu Universitas.
Dikampus aku mendapat beasiswa untuk 1 tahun, aku mendapat beasiswa karena aku cukup berprestasi dikampus. Setidaknya aku bisa meringankan bebean orang tuaku. Aku mengambil jurusan Multimedia, dan sekarang aku sudah semester 3.
          Saat aku pulang dari kampus, rumah sepi sekali. Tidak ada orang dirumah. Aku coba menelfon mama.
“Mama, kenapa dirumah enggak ada orang. Semuanya pada kemana?”
“Kami lagi ada dirumah sakit”, kata mama sambil menangis.
Aku langsung menyusul mama kerumah sakit.
          Ternyata Jodha yang sakit. Kata mama, Jodha mengalami kecelakaan, dia jatuh dari tangga disekolahnya. Dan kata dokter, kaki Jodha tidak bisa digerakkan Jodha mengalami kelumpuhan, dia tidak bisa berjalan. Jodha harus melakukan kemoteraphy supaya dia bisa berjalan lagi.
Sebenarnya hatiku menangis, tapi aku tidak membiarkan mataku untuk menitihkan air mata.Aku tetap bersikap seolah tidak peduli pada Jodha.
Tapi aku sangat kagum pada Jodha, dia tidak frustasi seperti orang-orang pada umumnya. Dia menerima semua ini dengan ikhlas. Dan saat aku ingin meninggalkan Jodha dari ruangannya, Jodha memanggilku.
“Kakak, jangan pulang dulu. Kakak mau kan jagain aku. Hari ini aja, besok kan kakak libur kuliahnya”, rayu nya.
“Maaf, kakak lagi banyak tugas. Lagian kan ada mama sama nenek yang jagain kamu disini”
“Tapi kak, aku mau kakak yang jagain aku. Kakak sayang kan sama aku?”
“Enggak, aku gak pernah sayang sama kamu. Malah aku gak pernah suka sama kamu. Soalnya kamu udah ngambil semuanya dari aku, kamu ambil perhatian mama, papa, kakek sama nenek. Kamu juga yang udah ngerebut kasih sayang mereka yang seharusnya untuk aku. Apa kamu masih belum cukup puas? Dan sekarang kamu suruh aku buat jagain kamu disini? Paling-paling kamu mau pamerin kasih sayang mama sama nenek ke kamu. Iya kan?”, aku bicara dengan nada tinggi sampai-sampai mama dan nenek yang sedang di depan ruangan mendengarnya dan masuk ke ruangan Jodha.
“Ada apa ini, kenapa ribut-ribut?”, tanya nenek padaku.
“Enggak ada apa-apa ko nek, aku harus buru-buru pulang. Aku lagi banyak tugas”
Aku langsung meninggalkan ruangan, dan Jodha yang masih menangis karena perkataanku tadi.
Aku tidak peduli. Memang benar itu kenyataan nya, dan semoga setelah kejadian itu, Jodha sadar kalau dia sudah mengambil semua nya dariku.
          Sudah 5 hari Jodha dirumah sakit, aku dengar dia sudah mulai belajar berjalan sedikit demi sedikit. Bagus lah.
Dan dokter juga sudah memperbolehkan Jodha pulang. Saat Jodha, mama, dan papa sudah pulang dari rumah sakit, mama memintaku untuk menemani Jodha yang berada dikursi roda itu ke kamarnya. Dan tentu saja aku langsung menolaknya, meskipun sebenarnya aku ingin sekali menemani Jodha dan meminta maaf padanya. Tapi seharusnya dia yang meminta maaf padaku, karena dia sudah mengambil semua nya dariku.
Aku langsung masuk ke kamar, dan mengunci pintu. Karena aku tidak mau Jodha masuk ke kamarku. Saat aku dikamar, aku mendengar suara teriakan Jodha. Aku langsung berlari menuju kamar Jodha, tapi Jodha tidak ada dikamarnya. Dan ketika aku menuruni tangga, aku melihat Jodha tergeletak dilantai bawah. Sepertinya Jodha terjatuh. Saat papa memeriksa kondisi Jodha, ternyata Jodha sudah tidak bernafas lagi dan sudah tidak ada denyut nadinya, Jodha sudah meninggal. Aku sangat sedih sekali, aku merasa bersalah padanya. Setelah 7 hari Jodha meninggal, aku memutuskan untuk pindah ke kamar Jodha, dan aku menemukan sebuah buku. Tepat sekali halaman yang aku buka adalah halaman terakhir Jodha menulis di buku itu.




Dan sekarang aku tau betapa Jodha menyayangiku, aku sangat menyesal telah menyia-nyiakan adik sebaik Jodha, yang mungkin orang lain tidak punya.
Aku hanya berkata dalam hati “maafin kakak, kakak gak bisa jadi kakak yang baik untuk kamu, Jodha”.


JUWTA DESI DWI RAHAYU HERRY SAPUTRI

Tuesday, May 12, 2015

PUISI---> RINDU KU



Dalam keheningan malam
Dibawah sinar bulan
Dibawah taburan bintang yang menjadi hiasan malam
Aku sendiri, tertegun
Membayangkan dirimu berada disampingku
Ku titipkan salam rindu ini pada hembusan angin malam
Dan berharap kau tau tentang perasaanku ini

Aku dan Teman-temaN



 
Aku menunggu keempat temanku di depan kelas. Baru saja aku ingin masuk ke kelas, tapi mereka sudah muncul. Ya.. Arjun, Sameer, Aishwarya, dan Renuka adalah teman-temanku.
            “Kalian ini dari mana saja?”
            “Maaf, tadi dijalan macet. Jadi kami terlambat” alasan Arjun
            “Baiklah, ayo masuk” ajakku
Kami semua masuk ke kelas dan menempati bangku yang masih kosong.
Pelajaran pagi ini dimulai dengan Matematika, sebuah mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar pelajar, termasuk aku. Ditambah dengan dosen yang galak, itu membuat selera belajarku hilang. Dan akhirnya, jam untuk pelajaran yang menakutkan itu pun berakhir. Diganti dengan mata pelajaran ke dua, yaitu bahasa Inggris. Mata pelajaran yang sangat aku sukai,begitu pun dengan dosennya. Dosennya baik, ramah, cantik, dan juga manis.
Tidak seperti Matematika. Mata pelajaran bahasa Inggris ini mampu menyita seluruh perhatianku, mataku terpusat pada power point yang ditampilkan di white board oleh Mrs.Lara Singh. Beliau sedang mempresentasikan tentang Cara Berkomunikasi dalam Dunia Bisnis. Tak terasa waktu istirahat pun tiba, aku dan teman-temanku menuju ke kantin.
Dan setelah istirahat, ada satu mata pelajaran lagi yang harus kami ikuti.
Aku dan teman-temanku segera kembali ke kelas, setelah istirahat selesai. Kami mulai mengikuti pelajaran yang lain. Dan setelah semua selesai, aku memutuskan untuk pulang kerumah lebih awal.
            “Aku pulang dulu ya”
            “Kenapa? Apa kau tidak mau ikut dengan kami?” tanya Renuka
            “Tidak, aku ingin langsung istirahat”
            “Baiklah.”
                                                            ***
Aku merebahkan tubuhku dikasur dan mulai memejamkan mataku.
Perlahan aku merasa beban dikepalaku mulai berkurang, ya setidaknya semua tugas yang diberikan oleh dosen sudah aku selesaikan.
Aku terbangun dari kasurku ketika mendengar ada yang memanggil namaku,
            “Mega, Mega..” ya, itu pasti ibu.
            “Iya bu, sebentar”
Aku langsung keluar kamar dan menghampiri ibu.
            “Mega, ayo kita makan siang bersama”
            “Iya bu”
Dirumah, aku tinggal bersama ayah, ibu dan kakakku. Aku anak bungsu dikeluarga ini. Kakakku sudah berkerja di salah satu perguruan tinggi di Jaipur, kakakku seorang dosen bahasa Inggris. Usia kakakku 3 tahun lebih tua dariku.
Ayahku seorang akuntan disalah satu perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan. Disini aku berkuliah di Harem University
Kami tinggal di India sudah 2 tahun, karena ayah di pindah tugas kan ke Jaipur. Aku juga punya saudara yang tinggal disni, adik dari ayahku menikah dengan wanita India dan sampai sekarang beliau menetap di kota ini.
Kebetulan hari ini ayah kerja setengah hari. Jadi, kami bisa makan siang bersama.
Ibuku hanya seorang ibu rumah tangga biasa, yang disibukan dengan berbagai kagiatan dirumah.
Ya, meskipun begitu aku sangat bersyukur sekali memiliki keluarga yang sangat menyayangiku.
Setelah makan siang, aku masuk ke kamarku dan melihat ponselku. Ternyata ada pesan dari Arjun, dia hanya menanyakan pendapatku tentang buku yang kemarin kami beli. Tapi sayangnya aku belum membacanya, jadi aku tidak bisa memberi pendapat apa pun tentang buku itu.
Arjun adalah salah satu teman dekatku. Aku mengenalnya saat kami masuk kuliah, dia anak yang baik dan juga pintar. Aku dan Arjun selalu berlomba dalam setiap mata pelajaran dikampus kecuali, matematika.
Beberapa kali aku mengajak Arjun ke rumah, karena banyak tugas kelompok yang harus kami kerjakan. Tidak hanya Arjun, tapi Sameer, Aishwarya, dan Renuka juga pernah kerumah.
Kami selalu bersama, dan kami adalah sahabat yang paling kompak (menurutku).
Aku bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka yang baik dan tidak membeda-bedakan agama. Aku, Arjun, dan Renuka beragama Islam. Sedangkan Sameer dan Aishwarya beragama Hindu. Tapi perbedaan itu lah yang membuat kami semakin kompak dan yakin kalau teman tidak melihat perbedaan, apa pun itu.
Pagi yang cerah, burung-burung berkicau riang di pepohonan yang rindang. Cuaca yang sangat mendukung untukku dan teman-temanku berpergian. Hari ini kami berencana untuk jalan-jalan di sekitar kota Jaipur. Biasanya kami hanya pergi ke pameran buku dan pameran kesenian lainnya.
Tapi kali ini Aishwarya mengusulkan untuk jalan-jalan di sekitar kota Jaipur. Meskipun sudah 2 tahun aku tinggal di Pink City ini, tapi aku belum tau benar tentang tempat-tempat rekreasi di sini.
“Hai, udah siapkan” tanya Aish yang berada didalam mobil.
“Iya, tapi tunggu sebentar. Aku ingin berpamitan dulu dengan ibu”
“Oke”
                                                ***
Kami semua langsung berangkat menuju Ameer fort. Ameer fort adalah sebuah benteng yang dibangun diatas gunung oleh Raja Man Singh 1. Bangunan ini sangat dikenal karena gaya arsitekturnya yang memadukan gaya Hindu dan gaya Rajput. Bangunan ini dibagi atas empat area utama, setiap area memiliki pintu masuk dan halamannya masing-masing. Pintu masuknya adalah melalui Suraj Pole (Sun Gate) yang membawa kami menuju Jaleb Chowk yang merupakan halaman dari area pertama. Ameer fort sangat ramai dikunjungi para wisatawan. Setidaknya ada 3000 orang yang berkunjung setiap harinya. Tidak hanya menikmati kemegahan Ameer fort, kami pun mengambil gambar bersama.
“Oh iya, foto dulu yuk”
“Oke” seru teman-teman.
Mentari beranjak tinggi, menandakan hari sudah siang.
Setelah puas berfoto-foto, kami semua memutuskan untuk makan siang di luar. Renuka menyarankan restoran di sekitar Ameer fort menjadi tempat makan siang kami.
Kami memesan Bhatura, makanan yang terbuat dari campuran tepung atta, tepung terigu, dan yogurt, dipasaran biasanya memakai baking soda supaya mengembang saat di goreng. Di rumah, aku tidak pernah membuatnya karena selain tidak tahu, juga agak susah membuatnya.
            Setelah selesai makan siang, kami kembali melanjutkan traveling kami ke tempat wisata yang lain. Tapi, di perjalanan kami melihat pameran kesenian, sepertinya menarik.
            “Kalian tertarik untuk kesana?” tanyaku dengan penuh harapan
            “Hmm, sedikit” jawab Sameer
            “Aku tertarik untuk kesana” jawab Aishwarya
            “Oke, kalau begitu kita kesana ya” kesepakatan Arjun yang menyetir mobil.
            “Lest Go...” seru Renuka.
Kami menghampiri kerumunan itu, disini sangat ramai. Banyak sekali yang dipamerkan disini. Ada baju tradisional dari Ameer, ada perhiasan yang biasa digunakan oleh ratu di Ameer, dan makanan-makanan khas kerajaan Ameer.
Aku hanya membeli baju saja, karena aku sangat menyukai baju-baju ala kerajaan. Lumayan, untuk menambah koleksi bajuku. Aku sudah mendapatkan apa yang aku mau, tinggal menunggu teman-teman yang sedang berbelanja. Aku menunggu mereka di dalam mobil. Dan setelah setengah jam mereka berbelanja ria, akhirnya mereka selesai juga.
            “Renuka, banyak sekali yang kau beli?”
            “Iya, ini juga untuk adikku”
            “Oh, oke. Ayo kita pulang”
Hari ini sangat menyenangkan, meskipun hanya 2 tempat yang kami kunjungi, tapi semua tempatnya menarik.
Dan hari ini, untuk pertama kalinya aku mengunjungi Ameer fort.
***