Saturday, February 14, 2015

Cerpen-Muzizat itu Nyata



MUZIZAT ITU NYATA

         

Sejak aku lahir, aku sudah sering sakit-sakitan. Dari mulai sakit liver, jantung, dan masalah di bagian pencernaan. Saat itu lahir dengan berat badan 11 0ns, dan panjang 37cm . Kelahiranku dibantu oleh dokter Purnomo.
Aku lahir dismatur (kelebihan umur). Dari lahir sampai umurku 7 bulan, aku dirawat dirumah sakit Panti Rapih Yogyakarta, aku tidak bisa pulang kerumah dulu karena kondisiku yang belum membaik. Selama 7 bulan didalam inkubator, setiap hari mama memberikanku ASI melalui selang yang dipasangkan dibadanku.
Mama selalu setia merawatku, menungguku di rumah sakit. Terkadang kakek, bude, dan om ku juga ikut menjagaku dirumah sakit.
Setiap hari mama berdoa untuk kesembuhanku, mama tidak pernah berhenti meminta kesembuhanku.
Pihak rumah sakit pun berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk kesembuhanku.
Sampai-sampai mamaku meminta kepada rumah sakit untuk segera mengambil tindakkan untuk segera menanganiku.
“Dokter, saya minta sembuhkan anak saya. Kenapa dokter tidak segera mangambil tindakan?”
“Maaf bu, kami bisa mengambil tindakkan jika kondisi anak ibu sudah memungkinkan”
“Dokter, saya bisa bayar berapa pun untuk kesembuhan anak saya, tapi saya mohon dok, lakukan yang terbaik untuk anak saya”
“Iya ibu, saya tau. Tapi untuk hal ini, saya ingin ibu mengerti keadaannya”
Mama hanya bisa menangis sambil melihatku yang terbaring dengan beberapa selang yang terpasang ditubuh mungilku.
Mama tidak pernah menghubungi papa, bahkan papa sudah meninggalkan mama saat mama sedang mengandungku.
Aku bisa mengerti bagaimana perasaan mama saat itu, yang seharusnya seorang suami berada disamping istri nya saat istrinya melahirkan. Tapi papa malah tidak ada. Bahkan papa pun tidak tau ketika mama melahirkanku.
Seharusnya ketika aku lahir, papa mengadzaniku, tapi papa malah tidak berada disampingku saat aku lahir. Hanya kakek yang mendampingi mama diruang bersalin.
Kakek juga yang mengadzaniku, dan tentu saja kakek dari mamaku.
Aku tidak pernah melihat kakek dan nenek dari papaku, bahkan mendengar suaranya saja aku tidak pernah, sampai saat ini.
          Semua keluargaku sangat menyayangiku, sehingga mereka pun memberikan nama yang indah dan cantik untukku, nama yang penuh arti, Jelita Desi Natalia. Ya, itu lah namaku. Jelita artinya gadis yang cantik, Desi artinya Desember karena aku lahir bulan Desember, dan Natalia artinya Natal karena tanggal kelahiranku sama dengan hari natal.
Betapa mereka sangat menyayangiku dengan tulus, aku tidak pernah kehausan akan cinta dari keluargaku, termasuk mama dan kakakku. Karena keluarga kecil yang aku punya hanya mama dan kakakku.
Saat malam hari ketika semua orang akan tidur, dokter mengetuk pintu kamar tempat aku dirawat.
“Maaf bu malam-malam begini saya mengganggu. Tapi ada hal penting yang ingin saya sampaikan tentang anak ibu”
“Kenapa dok? Anak saya sudah sembuh? Apa sudah bisa dilakukan tindakan?” tanya mama dengan rasa penasaran.
“Maaf ibu, tapi bukan itu yang ingin saya sampaikan. Sebelumnya, saya dan dari pihak rumah sakit mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sudah melakukan yang terbaik untuk anak ibu. Tapi anak ibu tetap saja tidak ada perkembangan. Jadi kami memutuskan untuk mengembalikan anak ibu untuk dirawat dirumah saja”
“Apa dokter? Tapi kenapa? Saya yakin anak saya bisa sembuh jika dirawat disini dok”
“Maaf bu, pihak rumah sakit termasuk saya sudah tidak sanggup menangani anak ibu. Dan besok siang, anak ibu sudah boleh pulang”.
Betapa sedihnya mama saat mendengar semua itu dari dokter. Mama tidak bisa tidur semalaman, mama hanya menangis dan menangis. Tapi disela-sela mama menangis, ada orang yang mengetuk pintu kamar dan mama segera membukakannya.
Mama sangat terkejut karena yang datang adalah leluhurku, beliau mendatangi mama untuk memberi tau obat untuk kesembuhanku. Mereka berbicara dalam bahasa jawa. Tapi aku akan tuliskan artinya.
“Nak, jangan susah jangan sedih. Setelah sholat subuh nanti, kamu harus cari biji kemangi sama gula aren. Lalu seduh dengan air hangat, minumkan itu setiap pagi dan sore kepada Jelita, insyaAllah Jelita akan segera sembuh”
“Iya mbah, saya pasti akan lakukan, apapun demi kesembuhan anak saya”, kata mama sambil menunduk memberi hormat pada beliau.
Dan ketika mama melihat kedepan, beliau sudah tidak ada.
“Mbah, mbah dimana?”
Mama mencoba mencari beliau tapi sudah tidak ada. Dan mama langsung menelefon bibinya untuk mencarikan biji kemangi dan gula aren untukku nanti pagi.
Keesokan harinya, bibi dari mamaku datag membawakan semuanya, dan mamaku langsung menyeduhnya dan meminumkannya padaku. Tak lama setelah itu, dokter dan suster datang untuk memeriksaku. Dan Subhanallah, doktek bilang aku sudah sembuh.
“Ibu, ini benar-benar muzizat. Semuanya sudah normal, seperti bayi yang baru lahir dengan normal. Tapi saya minta ibu jangan membawa anak ibu pulang dulu, karena kami harus memantau perkembangannya. Ini sangat luar biasa bu”
“Baik, kalau begitu”.
Hari pertama aku meminum ramuan itu, sudah ada perubahan. Dan semakin hari semakin membaik. Ini semua berkat Tuhan.
Sampai akhirnya dokter mengizinkan aku pulang. Betapa bahagianya mama dan kakakku ketika membawa ku pulang. Dan ternyata dirumah sudah ada acara pengajian untukku. Ternyata bude, pakde, dan kakekku sudah menyiapkan acaranya.
Aku sangat berterimakasih kepada keluargaku yang sangat menyayangiku..



JUWITA DESI DWI RAHAYU HERRY SAPUTRI

No comments :

Post a Comment